Sebenarnya penulis mengernyitkan dahi ketika ada banner di media sosial yang memprovokasi dan berkoar LAUNDRY HARUS BERUBAH ATAU PUNAH. Dengan lantang mereka menyerukan seperti itu. Benarkah laundry akan punah bila tidak mengikuti kata mereka yakni mengikuti semacam pelatihan atau seminar laundry?
Penulis sempat termakan anjuran demikian ketika mengikuti seminar laundry di Bekasi entah berapa tahun yang lalu. Ketika itu panitia berteriak bahwa pengusaha harus mengikuti pelatihan laundry demikian bila tidak ingin terlindas jaman.
Dari tahun ke tahun sang coach mengisi kegiatan pelatihan laundry dan hanya saja tempatnya saja yang berbeda-beda tapi materinya sama. Bila Anda mengikutinya di setiap kesempatan maka kiemungkinan hapal kalimat dari master laundry tersebut.
Fenomena seminar laundry ini diikuti oleh master-master dadakan. Mereka menawarkan perubahan dan lini bisnis yang lain. Justru yang ada “master mencari murid” untuk mendapatkan pemasukan dan mungkin menjadi profesi baru yang gurih.
Hal ini dikritis oleh pengusaha laundry nasional yang tinggal di Solo yang juga memiliki lini bisnis usaha laundry seperti deterjen, parfum dan lainnya yang bernama Bapak Andi. Dia mengkhawatirkan akan teriakan panitia seminar laundry akan “harus berubah” atau “punah”.
Merubah itu tidak semudah membalikan telapak tangan seperti yang diceritakan pengisi seminar. Bagaimana kalau alat laundry tidak sama. Bagaimana kalau belum ada anggaran untuk membeli alat atau chemical dan penunjang lainnya seperti yang disampaikan pemateri. Lama-lama malah stres karena memaksakan diri untuk berubah biar seperti yang di “dongengkan”. Toh nanti juga ujung-ujungnya kalau mau berubah “bisa” kontak penjual yang “ber-casing” pemateri atau panitia juga kan untuk beli alat-alat laundry dan kebutuhan laundry biar bisa sama. Sebaiknya jangan pernah memberi angin segar berlebihan kepada para pengusaha laundry. Kasian nanti mereka malah “masuk angin”.
Kemudian Andi berujar kembali dengan memberi saran untuk memberikan pencerahan ilmu yang bisa membuka pikiran mereka untuk menonjolkan salah satu kelebihan dari usahanya yangg sudah ada. Untuk maju itu tidak harus dengan standarisasi yang seperti disampaikan pemateri.
Karena standar hari ini bisa saja sudah ketinggalan esok hari. Jaman terlalu susah ditebak. Ajarilah mereka bisa melawan keterbatasan sehingga bisa memaksimalkan alat yang dimilikinya saat ini. Ajarilah untuk memiliki pemikiran kreatif. Ingat…Indonesia berhasil mengusir penjajah dengan bambu runcingnya. Itu karena para pejuang bermental baja dan cerdas. Sudah saatnya pengusaha laundry bangun dari tidur panjangnya.
Tumbuhkan semangat juang, bermental kuat, cerdas dan berani melawan keterbatasan. Tonjolkan apa yang sudah kita miliki. Karena sesuatu yang unik dan menarik tidak harus mahal. Demikianlah tutur beliau yang begitu tajam akan fenomena seminar laundry yang makin marak akhir-akhir ini.