Pengembangan industri deterjen atau pembersih kimia ditujukan pada dua hal yakni pada kesempatan pencucian, efisiensi energi pada proses pcncucian serta dampak dan limbah yang dihasilkan pada proses pencucian. Kesempurnaan pencucian sangat ditentukan oleh komposisi bahan pcmbersih kimia yang digunakan serta mesin pencuci yang digunakan
Efisiensi energi terutama berkaitan dengan jumlah penggunaan deterjen, waktu pencucian, suhu pencucian serta EFR (Energy Efficiency Rating Curl/Kwh). Efisiensi energi ini sangat berkaitan dengan jenis mesin cuci serta jumlah komposisi deterjen yang digunakan. Dampak terhadap lingkungan terutama diakibatkan oleh busa dihasilkan, serta dampak penggunaan dari bahan bahan kimia yang digunakan dalam proses pembuatan komposisi deterjen. Bahan-bahan yang terbawa ini akan mengakibatkan air buangan pada limbah yang dihasilkan.
Deterjen sebagai bahan pembersih kimia sangat bervariasi komposisinya, tergantung dari jenis kotoran yang akan dihilangkan. Beberapa pengotor yang dapat menempel pada kain antara lain minyak dan lemak, debu, cat, susu serta kotoran badan. Beberapa kotoran dapat dihilangkan dengan pencucian yang normal, namun beberapa penghilangan kotoran memerlukan perlakuan khusus
Komposisi bahan pembersih kimia sangat bervariasi namun pada dasarnya dapat dikelompokkan menjadi beberapa bagian, yaitu:
- Bahan Aktif/Zat Aktif Permukaan
Bahan aktif merupakan surfaktan (zat aktif permukan) yang dapat menarik kotoran dan permukaan kain dan melarutkannya dalam air. Kotoran yang dihilangkan terutama dan jenis minyak, lemak, susu dan senyawa organik lainnya. Ada 3 (tiga) kelompok surfaktan yakni anionik, non-ionik dan kationik.
Bahan aktif permukaan yang banyak digunakan adalah dari jenis anionik dan non-ionik. Jenis kationik sangat mahal dan tidak terlalu bagus untuk deterjen. Kadang-kadang jenis kationik ini diperlukan sebagai pelembut. Formulasi tergantung dari jenis bahan pembersih yang akan dihasilkan. Jenis surfaktan dipilih yang tidak menimbulkan dampak pada lingkungan.
- Builder
Fungsi utama dari builder adalah menghilangkan ion Ca+2 dan Mg+2 dari air cucian dengan cara pengendapan, mengubah menjadi ion kompleks (sequestration) atau pertukatan ion. Selain itu builder dapat membantu menarik dan menghilangkan kotoran kotoran anorganik, misalnya debu atau tanah-tanah yang menempel pada kain.
- Bleaching
Diperlukan untuk memucatkan bercak yang ada dengan cara mengoksidasinya menjadi tidak berwarna.
- Brightening
Diperlukan untuk memperbaiki warna, terutama untuk cucian yang berwarna putih. Bahan ini akan menyerap sinar ultra violet dan menyerap energi dalam bentuk sinar tampak yang akan memperbaiki penampakan, kecemerlangan dan keputihan kain.
- Anti-redeposition agents
Bahan ini digunakan untuk mencegah kotoran menempel kembali pada kain. Beberapa senyawa dapat digunakan tergantung apa yang diinginkan bahan pembersih cair atau padat.
- Enzim
Enzim digunakan terutama untuk mempercepat serta membantu menghilangkan bercak-bercak yang diakibatkan seperti protein, susu, darah dan lain sebagainya pada cucian suhu rendah.
- Bahan tambahan
Bahan tambahan lainnya dipakai untuk kepentingan khusus tergantung jenis formula yang dihasilkan misalnya untuk menaikan viskositas untuk pembersih cair.
Apa Dampak Deterjen Pada Lingkungan?
Dampak utama yang dihasilkan dari bahan pembersih kimia pada air buangan yang dihasilkan dari proses pencucian dengan menggunakan deterjen atau bahan pembersih kimia yang menimbulkan gangguan pada lingkungan adalah:
- Biodegrability
Masalah yang ditimbulkan dan hasil pencucian menggunakan deterjen bahan pembersih kimia diakibatkan timbulnya busa dan naiknya nilai BOD/COD air buangan yang diakibatkan oleh adanya bahan aktif yang tersisa pada air buangan yang susah dirusak atau dibiodegrasi oleh bakteri/mikroba yang ada pada air buangan. Pemilihan bahan baku yang tepat akan sangat mengurangi dampak lingkungan.
- Eutrophication
Buangan hasil deterjen ke danau atau sungai dapat membawa nutrien (makanan) ke air yang bisa mengakibatkan tumbuh subur ganggang serta tumbuhan air seperti enceng gondok. Pada saat tumbuhan mati maka bakteri akan memakan tumbuhan yang mati. Proses ini membutuhkan oksigen hingga air akan kekurangan oksigen terlarut. Hal ini mengakibatkan matinya ikan dan binatang air lainnya akibat kekurangan oksigen. Akibat kekurangan oksigen pula tumbuh bakteri anaerobic yang menghasilkan toksin serta bau yang menyengat.
Senyawa yang diketahui menghasilkan nutrien terutama adalah senyawa yang mengandung fosfor misalnya natrium tripolifosfat, Senyawa fosfat penting sebagai builder yang membantu menghilangkan kesadahan air serta menghilangkan kotoran-kotoran anorganik misalnya tanah.
- Senyama Toksik
Beberapa senyawa kimia dalam jumlah tertentu akan memberikan dampak sebagai racun pada air buangan. Senyawa yang toksik biasanya sudah dihindari pada pembuatan formulasi deterjen.
Oleh karena itu pemerintah menerbitkan ketentuan standar mutu demi melindungi konsumen untuk produk-produk semisalnya deterjen atau pembersih lainnya dalam bentuk Standar Nasional Indonesia (SNI). Formulasi deterjen dan bahan kimia lain yang tepat dan efektif dan tidak memberikan dampak lingkungan sudah semestinya dipikirkan oleh pengusaha laundry dari sekarang demi kelangsungan hidup kita.
Pingback: Warga Grebek Laundry Di Bekasi, Karyawan Gugat Pemerintah – Laundry Indonesia